Punya usaha sendiri memang menyenangkan. Kamu bisa menentukan arah bisnis, menciptakan produk, dan melihat hasil kerja keras sendiri. Tapi, ada satu tantangan yang sering bikin pelaku UMKM garuk-garuk kepala: menentukan prioritas pengeluaran.
Pernah ngalamin nggak? Lagi pegang modal terbatas, eh banyak banget kebutuhan muncul bersamaan. Mau beli peralatan baru, bayar iklan, tambah stok barang, gaji karyawan, atau bahkan dekorasi toko. Semuanya terlihat penting. Lalu, harus pilih yang mana dulu?
Jangan khawatir, kamu nggak sendirian. Banyak pemilik usaha kecil sampai menengah yang mengalami hal sama. Dan kabar baiknya, ada cara gampang untuk mengatasinya. Yuk, kita bahas satu per satu secara santai tapi mendalam, biar kamu bisa langsung praktek!
Kenapa Banyak UMKM Bingung Mengatur Prioritas?
Sebelum masuk ke solusi, kita perlu tahu dulu kenapa masalah ini sering muncul.
Beberapa penyebabnya:
- Modal terbatas, kebutuhan banyak: Modal UMKM biasanya tidak sebesar perusahaan besar, sedangkan kebutuhan bisnis (produksi, marketing, operasional) hampir sama pentingnya.
- Kurangnya perencanaan keuangan: Banyak pelaku UMKM fokus ke produksi dan penjualan, tapi jarang bikin perencanaan keuangan yang jelas. Akhirnya, pengeluaran sering spontan dan tidak terukur.
- Tergoda tren dan gaya: Misalnya, lihat kompetitor punya desain packaging keren, langsung ingin ganti juga, padahal stok lama masih banyak.
- Kurangnya literasi finansial: Banyak pemilik usaha yang belum familiar dengan konsep ROI (Return on Investment), cash flow, atau pemisahan keuangan pribadi dan bisnis.
Langkah-Langkah Menentukan Prioritas Pengeluaran
1. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan
Ini adalah kunci utama. Banyak UMKM tersandung karena mencampur kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan adalah hal yang wajib dan langsung mendukung jalannya bisnis (contohnya bahan baku, sewa tempat, gaji karyawan inti).
Keinginan adalah hal yang menyenangkan punya, tapi tidak mendesak (contohnya upgrade dekorasi toko setiap bulan atau beli peralatan mahal yang jarang dipakai).
Tips Praktis:
- Buat daftar semua pengeluaran yang ingin kamu lakukan bulan ini.
- Tandai mana yang benar-benar harus dibayar untuk menjaga bisnis tetap jalan.
- Urutkan dari yang paling mendukung pendapatan, ke yang bisa ditunda.
Contoh nyata: Bayangkan kamu punya usaha kopi kekinian.
- Kebutuhan: beli stok kopi, susu, gelas plastik, bayar listrik, gaji barista.
- Keinginan: beli mesin kopi seharga Rp 25 juta yang fungsinya sama dengan mesin lama.
Pilih dulu kebutuhan. Mesin baru bisa dibeli kalau omzet meningkat.
2. Terapkan Rumus 70/20/10
Salah satu cara mudah mengatur keuangan adalah membaginya ke dalam tiga kategori:
- 70% → Operasional inti (produksi, bahan baku, gaji karyawan, sewa).
- 20% → Pengembangan bisnis (marketing, pelatihan, riset pasar).
- 10% → Dana darurat dan inovasi (cadangan untuk kondisi tak terduga atau ide baru).
Dengan pola ini, kamu punya batasan jelas. Jadi, tidak semua uang langsung habis untuk hal yang kurang penting.
3. Hitung ROI Sebelum Mengeluarkan Uang
ROI atau Return on Investment membantu kamu melihat seberapa cepat modal akan kembali setelah melakukan pengeluaran.
Caranya simpel:
Tanyakan: “Kalau aku keluar Rp 5 juta untuk hal ini, berapa lama modalnya balik?”
Kalau jawabannya tidak jelas atau terlalu lama, mungkin bisa ditunda dulu.
Contoh: Mau pasang iklan di media lokal seharga Rp 3 juta. Perkirakan berapa pelanggan baru yang bisa datang dari iklan itu dan berapa keuntungan yang akan dihasilkan. Kalau potensinya jelas, jalan. Kalau nggak, alihkan dana ke promosi digital yang lebih terukur.
4. Catat Semua Pengeluaran (Sekecil Apapun!)
Ini sering diabaikan, padahal sangat penting.
Dengan catatan keuangan yang rapi:
- Kamu tahu ke mana uang pergi.
- Bisa melihat mana pengeluaran yang boros.
- Bisa membuat keputusan bisnis lebih tepat.
Rekomendasi Tools:
- Buku kas manual.
- Aplikasi keuangan gratis seperti BukuKas, Mekari Jurnal, atau Google Sheet sederhana.
5. Pisahkan Uang Pribadi dan Bisnis
Ini klasik tapi penting banget. Banyak UMKM keuangannya campur aduk dengan uang pribadi, sehingga sulit menentukan prioritas.
Langkah mudah:
- Bikin rekening khusus untuk bisnis.
- Tentukan gaji atau alokasi uang untuk kebutuhan pribadi.
- Semua transaksi bisnis masuk dan keluar lewat rekening bisnis tersebut.
6. Edukasi Diri Tentang Keuangan
Nggak perlu jadi akuntan kok. Tapi paling tidak, pelaku UMKM perlu mengerti:
- Cash flow: uang masuk dan keluar.
- Laba rugi: apakah bisnis sebenarnya untung atau malah rugi.
- Budgeting: membuat rencana keuangan tiap bulan.
Banyak sumber gratis di internet, mulai dari YouTube, e-book, hingga kursus singkat.
7. Gunakan Checklist Prioritas
Supaya gampang, buat checklist:
- Apakah pengeluaran ini akan langsung menambah pemasukan?
- Apakah pengeluaran ini mendukung produksi?
- Apakah pengeluaran ini bisa ditunda?
Kalau jawabannya: tidak menambah pemasukan dan bisa ditunda, tunda dulu.
Contoh Kasus: Warung Makan Sederhana
Katakan kamu punya warung makan dengan modal terbatas.
- Pengeluaran A: Ganti semua meja kursi jadi desain baru Rp 10 juta.
- Pengeluaran B: Tambah stok bahan dan bayar iklan di aplikasi delivery Rp 3 juta.
Mana yang lebih penting?
Jawabannya: B. Kenapa? Karena bahan dan iklan langsung berhubungan dengan penjualan harian, sementara ganti meja kursi bisa ditunda sampai ada surplus.
Kenapa Ini Penting?
Menentukan prioritas pengeluaran bukan hanya soal hemat, tapi soal membangun bisnis yang berkelanjutan. UMKM yang salah urutan dalam membelanjakan modal biasanya cepat kehabisan uang, padahal omzet belum stabil.
Checklist Sederhana untuk Kamu
- Apakah pengeluaran ini wajib untuk bisnis tetap jalan?
- Apakah akan langsung meningkatkan penjualan?
- Apakah ada alternatif yang lebih murah atau gratis?
- Apakah bisa ditunda tanpa mengganggu bisnis?
Penutup
Menentukan prioritas pengeluaran memang bikin bingung di awal, tapi kalau dilatih, lama-lama jadi terbiasa. Kuncinya:
- Bedakan kebutuhan vs keinginan.
- Gunakan rumus 70/20/10.
- Hitung ROI.
- Catat semua transaksi.
- Pisahkan uang pribadi dan bisnis.
Ingat, bisnis yang sehat bukan yang paling keren secara tampilan, tapi yang punya cash flow kuat dan pengeluaran terencana.
Yuk mulai sekarang:
- Ambil kertas atau buka aplikasi catatan.
- Tulis semua rencana pengeluaran bulan ini.
- Tandai mana yang wajib, mana yang penting tapi bisa ditunda.
- Terapkan tips di atas.