Cirebonrayajeh.com – Dalam dunia akademik dan penelitian, dokumentasi ilmiah memiliki berbagai bentuk, salah satunya adalah monograf. Buku monograf memiliki peran penting dalam mendokumentasikan suatu bidang ilmu secara mendalam dan terfokus. Biasanya, monograf digunakan oleh akademisi, peneliti, dan praktisi untuk menyampaikan temuan penelitian, analisis teoritis, atau kajian mendalam mengenai suatu topik spesifik.
Monograf tidak hanya berfungsi sebagai referensi akademik, tetapi juga sebagai sarana untuk mendokumentasikan perkembangan suatu ilmu pengetahuan dalam bentuk yang lebih komprehensif dibandingkan artikel ilmiah. Selain itu, dalam konteks kebijakan publik dan pembangunan daerah, monograf juga berperan dalam mendeskripsikan kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan suatu wilayah secara sistematis.
Definisi Buku Monograf
Secara ilmiah, monograf adalah suatu karya tulis ilmiah dalam bentuk buku yang mengkaji satu topik atau subjek tertentu secara mendalam dan komprehensif, yang ditulis oleh satu atau beberapa penulis yang memiliki otoritas di bidangnya. Monograf biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Fokus yang Spesifik – Mengulas suatu bidang kajian tertentu secara menyeluruh.
- Berdasarkan Penelitian atau Kajian Ilmiah – Berisi hasil penelitian atau analisis berbasis teori yang mendalam.
- Ditulis oleh Ahli atau Akademisi – Monograf umumnya ditulis oleh individu atau kelompok yang memiliki keahlian dalam topik yang dibahas.
- Diterbitkan dalam Bentuk Buku – Berbeda dengan artikel ilmiah, monograf lebih panjang dan mendetail, sering kali diterbitkan sebagai buku akademik atau referensi.
- Memiliki Struktur Ilmiah yang Sistematis – Biasanya terdiri dari pendahuluan, tinjauan literatur, metodologi (jika berbasis penelitian), hasil dan pembahasan, serta kesimpulan.
Dalam ranah akademik, monograf sering digunakan sebagai sumber referensi dalam penelitian, bahan ajar di perguruan tinggi, atau sebagai dokumentasi ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu.
Perbedaan Buku Monograf dengan Jenis Buku Akademik Lainnya
Buku monograf memiliki karakteristik yang membedakannya dari jenis buku akademik lainnya, seperti buku ajar, buku referensi, dan prosiding. Berikut adalah beberapa perbedaannya secara sistematis:
1. Monograf vs. Buku Ajar
Aspek | Monograf | Buku Ajar |
Tujuan | Mengkaji suatu topik secara mendalam berdasarkan penelitian atau analisis ilmiah. | Menyediakan materi pembelajaran yang sistematis untuk suatu mata kuliah. |
Sasaran Pembaca | Akademisi, peneliti, atau profesional yang ingin mendalami topik tertentu. | Mahasiswa dan dosen sebagai bahan ajar di kelas. |
Struktur | Lebih analitis dan berbasis penelitian. | Berisi teori, contoh soal, dan latihan untuk pembelajaran. |
Kelengkapan Materi | Fokus pada satu topik secara mendalam. | Membahas suatu bidang studi secara luas dan sistematis. |
Sumber Rujukan | Berdasarkan hasil penelitian primer dan sekunder. | Mengacu pada berbagai literatur untuk mendukung pembelajaran. |
2. Monograf vs. Buku Referensi
Aspek | Monograf | Buku Referensi |
Tujuan | Mendokumentasikan kajian mendalam tentang satu topik tertentu. | Menyediakan informasi umum atau spesifik untuk menjadi sumber rujukan bagi berbagai pengguna. |
Kedalaman Kajian | Mendalam dan terfokus. | Bisa bersifat mendalam atau luas, tetapi tidak selalu berbasis penelitian baru. |
Penulis | Ditulis oleh satu atau beberapa penulis yang ahli dalam bidangnya. | Bisa ditulis oleh banyak penulis dalam bentuk kumpulan tulisan atau ensiklopedia. |
Contoh | Monografi tentang kebijakan ekonomi desa tertentu. | Ensiklopedia, handbook akademik, atau kamus istilah ilmiah. |
3. Monograf vs. Prosiding
Aspek | Monograf | Prosiding |
Tujuan | Memaparkan hasil penelitian atau kajian ilmiah dalam satu topik tertentu secara utuh. | Mengumpulkan makalah dari suatu konferensi akademik atau seminar ilmiah. |
Struktur | Disusun secara sistematis dan mendalam. | Kumpulan artikel atau makalah yang disajikan dalam konferensi. |
Sumber Data | Biasanya berdasarkan penelitian jangka panjang atau kajian mendalam. | Berisi hasil penelitian atau gagasan yang masih dalam tahap eksplorasi. |
Kelengkapan Kajian | Berisi satu studi yang lengkap dari awal hingga akhir. | Beragam makalah dengan topik yang berbeda, tergantung pada konferensi yang diadakan. |
Dari tabel perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa monograf lebih bersifat spesifik, mendalam, dan sistematis dibandingkan buku akademik lainnya, terutama dalam mendokumentasikan suatu kajian ilmiah.
Karakteristik Buku Monograf
Buku monograf memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari jenis buku akademik lainnya. Berikut adalah karakteristik utama monograf berdasarkan pendekatan ilmiah:
1. Fokus pada Satu Topik atau Subjek Tertentu
Monograf membahas satu topik secara mendalam, bukan sekadar merangkum berbagai topik seperti buku ajar atau buku referensi. Kajian dalam monograf biasanya bersifat khusus dan spesifik, sehingga memberikan pemahaman yang lebih terperinci terhadap suatu bidang keilmuan.
Contoh: Monograf tentang “Dampak Digitalisasi terhadap Ekonomi Pedesaan” akan membahas aspek digitalisasi secara mendalam dalam konteks desa, bukan ekonomi digital secara umum.
2. Berbasis Penelitian atau Kajian Ilmiah
Monograf sering kali disusun berdasarkan penelitian empiris atau kajian teoretis yang mendalam. Penulisnya bisa menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk menganalisis suatu fenomena tertentu.
Ciri khas:
- Mengandung data, teori, analisis kritis, dan kadang studi kasus.
- Dapat menggunakan pendekatan interdisipliner jika diperlukan untuk memperkaya pembahasan.
3. Ditulis oleh Ahli atau Akademisi
Monograf biasanya ditulis oleh satu atau beberapa akademisi yang memiliki keahlian dalam topik yang dibahas. Ini memastikan bahwa monograf memiliki kredibilitas akademik dan dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam penelitian lanjutan.
Ciri khas:
- Ditulis oleh akademisi, peneliti, atau praktisi yang memiliki kompetensi dalam bidangnya.
- Memuat analisis yang mendalam dan sistematis, tidak hanya berupa deskripsi.
4. Memiliki Struktur Ilmiah yang Sistematis
Monograf disusun dengan struktur yang jelas dan sistematis, biasanya mencakup:
- Pendahuluan – Menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan ruang lingkup penelitian.
- Tinjauan Literatur – Mengulas teori dan penelitian terdahulu yang relevan.
- Metode Penelitian (jika berbasis riset) – Menjelaskan pendekatan, teknik pengumpulan data, dan metode analisis.
- Hasil dan Pembahasan – Memaparkan temuan penelitian dan analisisnya.
- Kesimpulan dan Rekomendasi – Menyimpulkan hasil penelitian dan memberikan rekomendasi.
- Daftar Pustaka – Merujuk pada sumber-sumber ilmiah yang digunakan.
5. Diterbitkan dalam Bentuk Buku dengan ISBN
Sebagai karya akademik yang formal, monograf biasanya diterbitkan dalam bentuk buku dengan ISBN (International Standard Book Number). Hal ini membedakannya dari artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal.
Ciri khas:
- Biasanya memiliki jumlah halaman yang lebih banyak dibandingkan artikel jurnal.
- Dapat diterbitkan oleh penerbit akademik atau universitas sebagai bagian dari diseminasi keilmuan.
6. Bertujuan untuk Menambah Wawasan Ilmiah
Monograf tidak hanya berfungsi sebagai dokumentasi akademik, tetapi juga sebagai kontribusi ilmiah bagi suatu bidang ilmu tertentu. Oleh karena itu, isi monograf harus:
✔ Mengandung pengetahuan baru atau pendekatan yang lebih mendalam.
✔ Berkontribusi dalam perkembangan keilmuan dan praktik di bidang tertentu.
✔ Dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi, peneliti, dan pembuat kebijakan.
Secara keseluruhan, buku monograf memiliki karakteristik sebagai berikut:
✅ Topik yang spesifik dan mendalam
✅ Berbasis penelitian atau kajian akademik
✅ Ditulis oleh ahli atau akademisi
✅ Memiliki struktur ilmiah yang sistematis
✅ Diterbitkan dalam bentuk buku dengan ISBN
✅ Bertujuan untuk menambah wawasan ilmiah
Monograf merupakan karya ilmiah yang lebih mendalam daripada artikel jurnal, tetapi lebih fokus dibandingkan buku ajar atau buku referensi.
Prinsip dalam Menulis Buku Monograf
Menulis buku monograf memerlukan pendekatan ilmiah yang sistematis agar hasilnya memiliki kualitas akademik yang tinggi serta dapat menjadi rujukan yang kredibel. Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam menulis buku monograf:
1. Prinsip Keilmiahan
Monograf harus ditulis berdasarkan metode ilmiah yang jelas, baik berbasis penelitian empiris maupun kajian teoretis. Keilmiahan ini mencakup beberapa aspek:
✔ Menggunakan landasan teori yang kuat – Setiap pembahasan harus memiliki dasar akademik yang dapat dipertanggungjawabkan.
✔ Berdasarkan data yang valid – Jika menggunakan penelitian, maka data yang disajikan harus berasal dari sumber yang dapat diverifikasi.
✔ Menganalisis secara objektif – Monograf tidak boleh bersifat opini subjektif, melainkan harus berlandaskan analisis ilmiah yang mendalam.
Contoh: Jika menulis monograf tentang “Dampak Digitalisasi terhadap Ekonomi Pedesaan”, maka pembahasannya harus didukung oleh teori ekonomi digital, studi kasus, serta data kuantitatif atau kualitatif yang relevan.
2. Prinsip Originalitas dan Kebaruan
Monograf harus memiliki kontribusi ilmiah yang orisinal dan inovatif, bukan hanya merangkum atau mengulang penelitian sebelumnya. Beberapa aspek yang harus diperhatikan:
✔ Menawarkan perspektif baru – Monograf harus menghadirkan pendekatan yang berbeda atau memperdalam pembahasan suatu masalah.
✔ Menyajikan hasil penelitian baru – Jika monograf berbasis riset, maka hasil penelitian yang disajikan harus belum pernah dipublikasikan dalam bentuk lain.
✔ Menghindari plagiarisme – Setiap kutipan atau referensi harus dicantumkan secara jelas sesuai kaidah akademik.
Contoh: Jika monograf membahas “Model Inovasi UMKM dalam Era Digital”, maka isinya sebaiknya menyajikan model atau strategi baru yang belum banyak dibahas dalam literatur sebelumnya.
3. Prinsip Sistematis dan Struktural
Penulisan monograf harus disusun secara sistematis dengan struktur yang jelas. Umumnya, monograf mengikuti susunan berikut:
1️⃣ Pendahuluan – Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, dan ruang lingkup pembahasan.
2️⃣ Tinjauan Literatur – Kajian teori dan penelitian terdahulu yang relevan.
3️⃣ Metode Penelitian (jika ada) – Pendekatan, teknik pengumpulan data, dan metode analisis.
4️⃣ Hasil dan Pembahasan – Temuan penelitian dan analisis yang dikaitkan dengan teori.
5️⃣ Kesimpulan dan Rekomendasi – Ringkasan temuan dan implikasi penelitian.
6️⃣ Daftar Pustaka – Referensi yang digunakan dalam monograf.
Struktur ini memastikan bahwa monograf mudah dipahami dan memiliki alur logis yang kuat.
4. Prinsip Kejelasan dan Keterbacaan
Monograf harus ditulis dengan bahasa ilmiah yang jelas, padat, dan tidak bertele-tele. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
✔ Gunakan bahasa akademik yang lugas – Hindari penggunaan istilah yang ambigu atau tidak baku.
✔ Hindari subjektivitas berlebihan – Fokus pada fakta dan data, bukan opini pribadi.
✔ Gunakan referensi yang relevan – Setiap pernyataan atau argumen harus didukung oleh sumber yang kredibel.
Contoh:
- Kurang baik: “Saya percaya bahwa digitalisasi akan membawa dampak besar bagi UMKM.”
- Lebih baik: “Berdasarkan penelitian oleh Smith et al. (2022), digitalisasi meningkatkan produktivitas UMKM hingga 40% melalui efisiensi operasional.”
5. Prinsip Keakuratan dan Ketepatan Referensi
Referensi dalam monograf harus akurat dan sesuai dengan standar akademik. Beberapa pedoman penting:
✔ Gunakan sumber ilmiah yang kredibel, seperti jurnal, buku akademik, dan laporan penelitian.
✔ Terapkan gaya sitasi yang baku (APA, Chicago, Harvard, atau sesuai ketentuan penerbit).
✔ Pastikan semua kutipan dicantumkan dalam daftar pustaka untuk menghindari plagiarisme.
Contoh:
- Jika menggunakan data dari jurnal, referensi harus dicantumkan secara lengkap:
- Smith, J. (2021). Digital Economy and Rural Development. Journal of Economic Studies, 45(3), 245-260.
6. Prinsip Konsistensi dan Ketelitian
Monograf harus ditulis dengan konsistensi dalam hal:
✔ Gaya bahasa – Pilih satu gaya bahasa akademik dan pertahankan hingga akhir.
✔ Struktur dan format – Gunakan format yang seragam dalam setiap bab dan subbab.
✔ Terminologi – Hindari penggunaan istilah yang tidak konsisten, misalnya menggunakan “ekonomi digital” di satu bagian tetapi “transformasi digital” di bagian lain tanpa penjelasan yang jelas.
Prinsip utama dalam menulis monograf meliputi:
✅ Keilmiahan – Berbasis teori dan data yang valid.
✅ Originalitas – Menawarkan kontribusi ilmiah baru.
✅ Struktur yang sistematis – Mengikuti format akademik yang jelas.
✅ Kejelasan bahasa – Menggunakan bahasa ilmiah yang lugas.
✅ Keakuratan referensi – Menggunakan sumber ilmiah yang kredibel.
✅ Konsistensi dan ketelitian – Menjaga keseragaman dalam seluruh isi buku.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, monograf yang ditulis akan memiliki kualitas akademik tinggi dan dapat dijadikan rujukan dalam dunia penelitian serta kebijakan publik.
Pedoman Penyusunan Buku Monograf Berdasarkan PO PAK Tahun 2019
Peraturan Operasional Penilaian Angka Kredit (PO PAK) tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengatur berbagai aspek dalam penilaian angka kredit bagi dosen, termasuk pedoman dalam penulisan dan penilaian buku monograf sebagai bagian dari karya ilmiah yang diakui dalam pengembangan akademik.
Berikut adalah pedoman penyusunan buku monograf berdasarkan PO PAK 2019:
1. Definisi Buku Monograf dalam PO PAK 2019
Menurut PO PAK 2019, buku monograf adalah:
✔ Buku yang membahas satu topik secara mendalam dalam suatu bidang ilmu tertentu.
✔ Didasarkan pada hasil penelitian atau kajian ilmiah yang sistematis dan memiliki kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni.
✔ Ditulis oleh satu atau lebih penulis yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut.
✔ Diterbitkan oleh penerbit bereputasi dan memiliki ISBN (International Standard Book Number).
Dalam konteks akademik, monograf berbeda dengan buku ajar, karena lebih menitikberatkan pada aspek penelitian dan kontribusi ilmiah yang lebih mendalam.
2. Syarat dan Kriteria Buku Monograf
Agar dapat diakui sebagai karya ilmiah yang bernilai dalam penilaian angka kredit dosen, buku monograf harus memenuhi beberapa syarat berikut:
✅ a. Diterbitkan oleh Penerbit Bereputasi
- Penerbit harus memiliki standar akademik yang jelas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
- Dapat berupa penerbit universitas, lembaga penelitian, atau penerbit akademik lainnya yang memiliki kredibilitas tinggi.
✅ b. Memiliki ISBN dan Hak Cipta
- ISBN diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) atau lembaga ISBN yang berwenang.
- Hak cipta monograf harus jelas, baik dalam bentuk cetak maupun digital.
✅ c. Memiliki Struktur yang Jelas dan Ilmiah
Buku monograf harus mengikuti struktur standar berikut:
1️⃣ Pendahuluan (latar belakang, tujuan, rumusan masalah)
2️⃣ Tinjauan Pustaka (kajian literatur dan teori yang relevan)
3️⃣ Metode Penelitian (jika berbasis penelitian)
4️⃣ Hasil dan Pembahasan (analisis temuan penelitian)
5️⃣ Kesimpulan dan Saran
6️⃣ Daftar Pustaka
✅ d. Berisi Kajian Mendalam dan Berbasis Riset
- Monograf harus memiliki kontribusi akademik yang signifikan, baik berupa konsep baru, hasil penelitian, atau teori yang diperbarui.
- Tidak boleh berupa materi yang bersifat pengantar (seperti buku ajar).
✅ e. Minimal 40 Halaman dalam Format Buku
- PO PAK 2019 menetapkan bahwa buku monograf minimal terdiri dari 40 halaman dengan ukuran standar A4 (tidak termasuk daftar pustaka dan lampiran).
- Ditulis dalam format ilmiah yang baku, tidak hanya berupa kumpulan artikel atau makalah.
✅ f. Memenuhi Etika Akademik dan Bebas dari Plagiarisme
- Harus orisinil dan belum pernah diterbitkan dalam bentuk lain sebelumnya.
- Persentase plagiarisme maksimal 20% sesuai dengan standar akademik yang berlaku.
3. Penilaian Angka Kredit untuk Buku Monograf
Dalam sistem penilaian angka kredit dosen (PO PAK 2019), buku monograf memiliki bobot angka kredit tertentu, tergantung dari tingkat penerbitannya:
Jenis Penerbitan Monograf |
Poin Angka Kredit (AK) |
Diterbitkan oleh penerbit internasional bereputasi | 40 AK |
Diterbitkan oleh penerbit nasional bereputasi | 20 AK |
Diterbitkan oleh penerbit perguruan tinggi atau lembaga riset | 15 AK |
Catatan:
- Jika buku monograf memiliki lebih dari satu penulis, maka angka kredit dibagi berdasarkan kontribusi masing-masing penulis.
- Penulis utama mendapatkan 60% dari total angka kredit, sedangkan penulis kedua dan seterusnya berbagi 40% sisanya.
4. Proses Penyusunan dan Penerbitan Buku Monograf
Agar memenuhi standar akademik sesuai PO PAK 2019, proses penyusunan buku monograf harus melalui beberapa tahapan berikut:
📌 Tahap 1: Perencanaan dan Penyusunan Naskah
- Menentukan topik yang spesifik dan berbasis penelitian.
- Mengumpulkan data dan referensi ilmiah yang relevan.
- Menyusun kerangka buku dengan struktur yang sistematis.
📌 Tahap 2: Penulisan dan Penyuntingan Ilmiah
- Menulis buku sesuai dengan standar akademik dan gaya bahasa ilmiah.
- Melakukan self-editing dan peer review untuk meningkatkan kualitas.
📌 Tahap 3: Pengajuan ke Penerbit Bereputasi
- Mengajukan naskah ke penerbit yang sesuai dengan bidang ilmu monograf.
- Melalui proses review dan revisi sebelum diterbitkan.
📌 Tahap 4: Penerbitan dan Pendaftaran ISBN
- Setelah diterima oleh penerbit, buku akan mendapatkan ISBN dan didaftarkan secara resmi.
- Hak cipta buku harus diperoleh untuk menghindari masalah legalitas.
📌 Tahap 5: Diseminasi dan Pemanfaatan Akademik
- Buku dapat digunakan sebagai referensi penelitian, kebijakan publik, atau bahan ajar tingkat lanjut.
- Dosen dapat menggunakan buku ini sebagai komponen penilaian angka kredit untuk kenaikan jabatan akademik.
Berdasarkan PO PAK 2019, buku monograf diakui sebagai karya ilmiah yang memiliki nilai akademik tinggi, dengan beberapa syarat utama:
✅ Diterbitkan oleh penerbit bereputasi dan memiliki ISBN.
✅ Memiliki struktur ilmiah yang sistematis dan berbasis penelitian.
✅ Minimal 40 halaman dan bukan sekadar buku ajar atau kumpulan artikel.
✅ Bebas dari plagiarisme dan mengikuti standar akademik yang berlaku.
✅ Berkontribusi pada angka kredit dosen berdasarkan tingkat penerbitannya.
Dengan mengikuti pedoman ini, dosen dan akademisi dapat menyusun buku monograf yang berkualitas serta mendapatkan pengakuan dalam sistem penilaian akademik.
Pedoman Penyusunan Judul Buku Monograf
Judul buku monograf memainkan peran penting dalam menarik perhatian pembaca, mencerminkan isi buku, serta memperjelas kontribusi ilmiah yang diberikan. Dalam menyusun judul buku monograf, terdapat beberapa prinsip utama yang perlu diperhatikan agar judul memiliki kejelasan, relevansi, dan daya tarik akademik.
1. Prinsip dalam Menyusun Judul Buku Monograf
✅ a. Jelas dan Informatif
- Judul harus secara eksplisit mencerminkan topik utama yang dibahas dalam monograf.
- Hindari penggunaan istilah yang terlalu luas atau ambigu.
Contoh yang baik:
- “Analisis Kebijakan Moneter di Indonesia: Studi Empiris dari 2000–2025”
- “Blockchain dan Smart Contracts: Transformasi Digital dalam Sistem Keuangan”
- “Model Prediksi Cuaca Berbasis Artificial Intelligence: Pendekatan Deep Learning”
✅ b. Spesifik dan Fokus
- Judul tidak boleh terlalu umum atau luas sehingga sulit untuk memahami pokok bahasan utama.
- Gunakan kata kunci yang spesifik untuk memperjelas ruang lingkup penelitian.
Contoh yang kurang spesifik:
❌ “Ekonomi di Indonesia” (terlalu luas)
✅ “Dampak Digitalisasi terhadap UMKM di Indonesia: Studi Kasus 2020-2024”
✅ c. Mengandung Kata Kunci Akademik
- Gunakan kata-kata akademik yang sering digunakan dalam bidang ilmu yang relevan.
- Kata kunci ini juga membantu dalam pencarian digital dan sitasi akademik.
Contoh kata kunci akademik:
- “Analisis”, “Evaluasi”, “Studi Kasus”, “Pengaruh”, “Model”, “Implementasi”
- “Strategi”, “Optimasi”, “Eksperimen”, “Pendekatan”, “Kebijakan”
✅ d. Menghindari Kata yang Tidak Perlu
- Hindari penggunaan kata-kata yang tidak memberikan informasi tambahan.
- Judul yang terlalu panjang bisa membingungkan pembaca dan kurang efektif.
Contoh yang tidak efektif:
❌ “Sebuah Studi tentang Pengaruh Digital Marketing terhadap Penjualan UMKM di Indonesia”
✅ “Pengaruh Digital Marketing terhadap Penjualan UMKM di Indonesia”
✅ e. Menyesuaikan dengan Tujuan dan Target Pembaca
- Jika monograf ditujukan untuk akademisi dan peneliti, maka gunakan istilah yang lebih formal dan teknis.
- Jika ditujukan untuk praktisi atau masyarakat umum, maka pilih istilah yang lebih mudah dipahami tanpa mengurangi esensi akademiknya.
2. Struktur Judul Buku Monograf
Judul buku monograf biasanya terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
A. Bagian Utama (Main Title)
- Bagian ini memberikan gambaran besar tentang isi monograf.
- Biasanya terdiri dari 5–10 kata yang merangkum topik utama.
Contoh:
- “Ekonomi Digital dan Perubahan Sosial”
- “Model Optimasi dalam Supply Chain Management”
- “Algoritma Konsensus dalam Blockchain”
B. Bagian Subjudul (Subtitle) (Jika Diperlukan)
- Subjudul digunakan untuk menjelaskan cakupan lebih rinci.
- Biasanya menjelaskan periode waktu, metode, atau fokus spesifik dari penelitian.
Contoh:
- “Ekonomi Digital dan Perubahan Sosial: Studi Kasus Transformasi UMKM di Asia Tenggara”
- “Model Optimasi dalam Supply Chain Management: Pendekatan Machine Learning”
- “Algoritma Konsensus dalam Blockchain: Studi Perbandingan Proof-of-Work dan Proof-of-Stake”
Subjudul bersifat opsional, tetapi sering digunakan dalam buku monograf yang membahas tema yang kompleks atau luas.
3. Contoh Judul Buku Monograf yang Baik
Bidang Ilmu | Judul Buku Monograf |
Ekonomi | “Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era Digital” |
Keuangan | “Regulasi Kripto dan Blockchain di Indonesia: Peluang dan Tantangan” |
Pendidikan | “Kesulitan Belajar Matematika: Analisis Kognitif dan Solusi Pedagogis” |
Teknologi | “Internet of Things (IoT) dalam Industri 4.0: Implementasi dan Tantangan” |
Kesehatan | “Kebijakan Kesehatan Masyarakat di Era Pandemi: Studi Komparatif Global” |
4. Kesalahan Umum dalam Menulis Judul Monograf
❌ Terlalu Umum atau Abstrak
- “Manajemen Keuangan” → (terlalu luas, tidak jelas fokusnya)
- “Pengaruh Digitalisasi” → (pengaruh terhadap apa? di mana?)
❌ Terlalu Panjang dan Bertele-tele
- “Studi Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Membeli Produk Berbasis Digital di Indonesia”
✅ Solusi yang lebih baik: “Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Pembelian Produk Digital di Indonesia”
❌ Penggunaan Akronim yang Tidak Jelas
- Hindari akronim yang tidak dikenal secara luas dalam judul.
- Jika harus menggunakan, pastikan dijelaskan dalam subjudul.
Menyusun judul buku monograf yang efektif membutuhkan keseimbangan antara kejelasan, spesifikasi, dan daya tarik akademik. Beberapa prinsip utama yang harus diperhatikan:
✔ Gunakan kata kunci akademik yang spesifik.
✔ Hindari judul yang terlalu umum atau terlalu panjang.
✔ Gunakan subjudul jika perlu untuk memberikan informasi tambahan.
✔ Pastikan sesuai dengan tujuan ilmiah dan target pembaca.
Dengan menerapkan pedoman ini, judul buku monograf yang dibuat akan lebih ilmiah, menarik, dan mudah ditemukan dalam pencarian akademik.
Pedoman Penyusunan Buku Monograf Sesuai Standar Penilaian DIKTI RISTEK
Dalam proses penilaian akademik, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (DIKTI RISTEK) menetapkan standar khusus dalam menilai buku monograf sebagai bagian dari karya ilmiah dosen dan akademisi. Penilaian ini bertujuan untuk memastikan bahwa buku monograf yang diajukan memiliki kontribusi akademik yang signifikan dan sesuai dengan kaidah keilmuan.
Berdasarkan standar DIKTI RISTEK, terdapat empat komponen utama dalam penilaian buku monograf:
1. Kualitas Substansi Ilmiah (40%)
Komponen ini menjadi bagian terbesar dalam penilaian, karena menilai kedalaman dan kontribusi ilmiah dari buku monograf. Beberapa aspek yang dinilai:
✅ a. Kedalaman dan Kejelasan Analisis
- Buku monograf harus menunjukkan analisis yang mendalam dan kritis terhadap topik yang dibahas.
- Harus mampu mengembangkan teori atau konsep baru yang relevan dengan bidang ilmu tertentu.
Contoh: Jika buku membahas blockchain, maka harus memberikan analisis mendalam tentang mekanisme algoritma konsensus, dampaknya terhadap desentralisasi, dan perbandingan dengan sistem keuangan tradisional.
✅ b. Originalitas dan Kontribusi Ilmiah
- Buku harus didasarkan pada penelitian atau kajian ilmiah yang asli.
- Tidak boleh sekadar mengulang atau merangkum teori-teori yang sudah ada tanpa adanya kontribusi baru.
- Harus memiliki unsur inovatif, baik dalam metodologi, pendekatan, maupun konsep yang dikembangkan.
✅ c. Kebermanfaatan bagi Pengembangan Ilmu dan Masyarakat
- Buku harus memberikan dampak akademik yang signifikan dalam bidangnya.
- Dapat digunakan sebagai referensi utama dalam penelitian lebih lanjut atau sebagai landasan dalam perumusan kebijakan.
- Buku yang memiliki nilai terapan bagi masyarakat atau industri juga mendapat nilai lebih.
2. Kelengkapan dan Kualitas Penyajian (25%)
Komponen ini menilai struktur, sistematika, serta kualitas penyajian isi buku agar mudah dipahami oleh pembaca akademik.
✅ a. Struktur dan Sistematika Buku
Buku monograf harus memiliki sistematika yang jelas dan runtut, meliputi:
1️⃣ Pendahuluan (Latar belakang, tujuan, ruang lingkup)
2️⃣ Tinjauan pustaka (Kajian teori dan penelitian sebelumnya)
3️⃣ Metodologi penelitian (jika berbasis penelitian)
4️⃣ Analisis dan pembahasan
5️⃣ Kesimpulan dan rekomendasi
6️⃣ Daftar pustaka dan lampiran
Sistematika ini bertujuan untuk memastikan alur berpikir yang logis dan mudah dipahami.
✅ b. Konsistensi dan Kejelasan Bahasa
- Gaya bahasa yang digunakan harus ilmiah, objektif, dan tidak multitafsir.
- Penggunaan istilah akademik harus sesuai dengan bidang keilmuan yang dibahas.
- Perhatikan kesalahan tata bahasa, ejaan, dan penulisan kutipan agar sesuai dengan standar akademik.
✅ c. Ilustrasi, Grafik, dan Tabel yang Mendukung
- Jika buku mengandung data, tabel, atau grafik, pastikan penyajiannya jelas dan sesuai dengan konteks pembahasan.
- Gambar dan ilustrasi harus memiliki sumber yang jelas serta relevan dengan isi monograf.
3. Kelengkapan Unsur Buku (20%)
Buku monograf harus memenuhi kelengkapan administratif dan teknis agar dapat diakui secara resmi oleh DIKTI RISTEK. Aspek yang dinilai dalam komponen ini:
✅ a. Memiliki ISBN (International Standard Book Number)
ISBN wajib dimiliki sebagai identitas resmi buku.
Dapat diperoleh dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) atau penerbit yang memiliki izin resmi.
✅ b. Penerbit Bereputasi
- Buku harus diterbitkan oleh penerbit yang memiliki kredibilitas akademik.
- Penerbit bisa berupa universitas, lembaga penelitian, atau penerbit akademik terakreditasi.
✅ c. Kepatuhan terhadap Etika Publikasi Ilmiah
- Buku tidak boleh mengandung unsur plagiarisme dan harus sesuai dengan kode etik akademik.
- Persentase kesamaan teks (similarity index) tidak boleh melebihi 20%, sesuai dengan standar akademik internasional.
✅ d. Daftar Pustaka dan Sumber Rujukan yang Valid
- Harus menggunakan referensi akademik yang kredibel, seperti jurnal ilmiah, buku akademik, atau laporan penelitian.
- Format sitasi harus mengikuti gaya yang diakui (APA, IEEE, Harvard, Chicago, dll.).
4. Dampak dan Sitasi Akademik (15%)
Komponen terakhir menilai pengaruh buku monograf dalam dunia akademik serta seberapa luas buku digunakan sebagai referensi.
✅ a. Dikutip dalam Penelitian atau Jurnal Akademik
- Buku monograf yang sering disitasi dalam artikel jurnal, tesis, atau disertasi memiliki nilai lebih tinggi.
- Dosen dapat mengajukan bukti sitasi dari Google Scholar, Scopus, atau database akademik lainnya.
✅ b. Digunakan sebagai Referensi dalam Mata Kuliah atau Kebijakan Publik
- Jika buku monograf dijadikan bahan ajar resmi di perguruan tinggi atau digunakan dalam pembuatan kebijakan, maka nilainya akan lebih tinggi.
✅ c. Diunggah ke Repositori Ilmiah
- Buku monograf yang diunggah ke repositori perguruan tinggi, ResearchGate, Academia.edu, atau platform akademik lainnya akan lebih mudah diakses dan mendapatkan lebih banyak sitasi.
Penilaian buku monograf oleh DIKTI RISTEK mempertimbangkan empat komponen utama, yaitu:
Komponen Bobot (%) | Aspek yang Dinilai |
Kualitas Substansi Ilmiah 40% | Kedalaman analisis, originalitas, kontribusi ilmiah |
Kelengkapan dan Kualitas Penyajian 25% | Struktur, kejelasan bahasa, tabel/grafik |
Kelengkapan Unsur Buku 20% | ISBN, penerbit bereputasi, etika akademik |
Dampak dan Sitasi Akademik 15% | Sitasi dalam jurnal, penggunaan dalam kebijakan/mata kuliah |
Bagi akademisi dan dosen yang ingin monografnya diakui dan mendapatkan angka kredit, penting untuk memastikan bahwa buku yang disusun memenuhi standar akademik yang ditetapkan oleh DIKTI RISTEK.