[Cirebonrayajeh.com – Presiden Prabowo Subianto] Artikel ini menganalisis kunjungan resmi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, ke Kanada pada 24 September 2025, yang menghasilkan penandatanganan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA). Melalui perspektif Khittah NU 1926, artikel ini mengeksplorasi implikasi diplomasi ekonomi terhadap prinsip-prinsip politik kebangsaan dan peran Nahdlatul Ulama dalam konteks globalisasi.
Pada 24 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke Kanada, yang menjadi tonggak penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan ini menghasilkan penandatanganan ICA-CEPA, yang diharapkan dapat meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Kanada. Namun, dalam konteks politik kebangsaan Indonesia, penting untuk menilai apakah langkah ini sejalan dengan prinsip Khittah NU 1926, yang menekankan pada peran sosial dan keagamaan Nahdlatul Ulama tanpa terlibat dalam politik praktis.
Latar Belakang ICA-CEPA
ICA-CEPA merupakan perjanjian perdagangan bebas pertama antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Amerika Utara. Perjanjian ini mencakup penghapusan lebih dari 95% tarif ekspor Indonesia ke Kanada, yang diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Kanada mencapai USD 11,8 miliar pada 2030. Selain itu, ICA-CEPA juga mencakup kerja sama di bidang pertahanan dan bisnis, yang menandai babak baru dalam penguatan hubungan bilateral kedua negara.
Khittah NU 1926: Prinsip dan Implementasi
Khittah NU 1926 adalah keputusan Muktamar Nahdlatul Ulama yang menegaskan bahwa NU tidak terlibat dalam politik praktis, namun tetap berperan dalam bidang sosial, keagamaan, dan kebudayaan. Keputusan ini diambil untuk menjaga independensi organisasi dan fokus pada pemberdayaan umat melalui pendidikan dan dakwah.
Analisis Kritis: ICA-CEPA dan Khittah NU 1926
Penandatanganan ICA-CEPA menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia berusaha memperkuat posisi ekonomi negara di kancah internasional. Namun, dalam konteks Khittah NU 1926, perlu dipertimbangkan apakah langkah ini sejalan dengan prinsip independensi organisasi dan fokus pada pemberdayaan umat. Keterlibatan langsung pemerintah dalam perjanjian internasional dapat mempengaruhi posisi NU dalam menjaga jarak dari politik praktis.
Perspektif Ahli: Diplomasi Ekonomi dan Politik Kebangsaan
Menurut Dr. Ahmad Zainuri, pakar politik luar negeri dari Universitas Islam Negeri Jakarta, “Diplomasi ekonomi seperti ICA-CEPA dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat posisi tawar Indonesia di tingkat internasional. Namun, penting untuk memastikan bahwa langkah ini tidak mengorbankan prinsip-prinsip dasar politik kebangsaan yang telah ditetapkan oleh organisasi keagamaan seperti NU.”
Implikasi terhadap Peran NU dalam Diplomasi Global
Peran NU dalam konteks globalisasi perlu dipahami sebagai bagian dari upaya menjaga identitas dan prinsip-prinsip dasar organisasi. Meskipun tidak terlibat dalam politik praktis, NU dapat berperan dalam memberikan pandangan dan rekomendasi terkait kebijakan luar negeri yang berdampak pada umat dan bangsa.
Penutup
Kunjungan Presiden Prabowo ke Kanada dan penandatanganan ICA-CEPA merupakan langkah strategis dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Kanada. Namun, dalam implementasinya, perlu memastikan bahwa langkah ini sejalan dengan prinsip Khittah NU 1926, agar peran NU dalam menjaga independensi dan fokus pada pemberdayaan umat tetap terjaga.
Referensi
Setkab. (2025). Indonesia, Canada Sign Agreements on Trade, Defense, Business. https://setkab.go.id/en/indonesia-canada-sign-agreements-on-trade-defense-business/
Setkab. (2025). President Prabowo Pays Official Visit to Ottawa, Indonesia-Canada to Sign ICA CEPA. https://setkab.go.id/en/president-prabowo-pays-official-visit-to-ottawa-indonesia-canada-to-sign-ica-cepa/
Setkab. (2025). Lawatan Resmi Presiden Prabowo di Ottawa, Indonesia-Kanada Siap Tandatangani ICA CEPA. https://www.presidenri.go.id/siaran-pers/lawatan-resmi-presiden-prabowo-di-ottawa-indonesia-kanada-siap-tandatangani-ica-cepa/
Setkab. (2025). Indonesia and Canada Seal ICA-CEPA Deal, Witnessed by Prabowo and Carney. https://www.metrotvnews.com/read/KvJCLrp1-indonesia-and-canada-seal-ica-cepa-deal-witnessed-by-prabowo-and-carney
Setkab. (2025). Joint Statement on the Bilateral Meeting between Prime Minister of Canada Mark Carney and President of Indonesia Prabowo Subianto. https://www.pm.gc.ca/en/news/statements/2025/09/24/joint-statement-bilateral-meeting-between-prime-minister-canada-mark-carney
NU Online. (2014). Aktualisasi Khittah 1926. https://nu.or.id/taushiyah/aktualisasi-khittah-1926-sNRWy
UIN Jakarta. (2010). NU, Khitah 1926 dan Politik. https://uinjkt.ac.id/index.php/id/nu-khitah-1926-dan-politik
UIN Yogyakarta. (2014). Kembali ke Khittah 1926 dan Upaya Penyelesaian Masalah. https://digilib.uin-suka.ac.id/31775/1/13120113_BAB%20I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.PDF..pdf
ResearchGate. (2014). Redefining “Political Islam” in Indonesia: Nahdlatul Ulama and Khittah ’26. https://www.researchgate.net/publication/270495736_Redefining_Political_Islam_in_Indonesia_Nahdlatul_Ulama_and_Khittah_%2726
Scribd. (2024). Review Jurnal Khittah NU. https://id.scribd.com/document/676513459/Review-Jurnal-Khittah-NU