4 Sikap Kemasyarakatan NU: Kunci Harmoni dan Persatuan

NU Sejati1431 Views

Cirebonrayajeh.com – Di era modern ini, keberagaman bukan lagi pilihan, melainkan realitas yang harus kita hadapi dengan bijak. Perbedaan agama, budaya, dan pandangan sering kali memicu ketegangan sosial. Nahdlatul Ulama (NU) hadir dengan prinsip Ahlussunnah wal Jama’ah, yang menekankan keseimbangan dalam beragama dan bermasyarakat.

Bagaimana NU menjaga harmoni di tengah keberagaman? Berikut adalah empat sikap utama yang menjadi fondasi dalam kehidupan bermasyarakat.

🟢 Tawassuth dan I’tidal: Moderasi dan Keadilan

NU selalu memilih jalan tengah dalam menyikapi perbedaan. Sikap Tawassuth (moderat) dan I’tidal (adil) menghindarkan umat dari ekstremisme dan mendorong kebijaksanaan dalam mengambil keputusan.

🔹 Dasar Hukum dalam Islam:

  • 📖 “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan…” (QS. Al-Baqarah: 143)
  • 🕌 Hadis: “Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan.” (HR. Baihaqi)
  • ⚖️ Ijma’: Para ulama sepakat bahwa keseimbangan dalam memahami agama adalah prinsip utama dalam Islam.

✅ Cara Menerapkannya: ✔️ Berpikir objektif dan tidak terburu-buru dalam menilai perbedaan.✔️ Menjauhi sikap fanatik yang dapat memecah belah masyarakat.✔️ Mengutamakan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan.

📌 Permasalahan Nyata & Solusi: Di beberapa daerah, perbedaan paham keagamaan sering memicu konflik antar kelompok. Warga NU bisa menjadi mediator yang mendamaikan, mengadakan forum diskusi terbuka, dan menjelaskan pentingnya toleransi.

Selengkapnya Tawassuth dan I’tidal: Kunci Moderasi dan Keadilan dalam Islam dan Masyarakat.

🟠 Tasamuh: Toleransi dan Menghargai Perbedaan

NU memahami bahwa keberagaman adalah sunnatullah. Dengan sikap Tasamuh (toleransi), NU mengajarkan umat untuk tetap teguh pada keyakinan sambil menghormati pandangan orang lain.

🔹 Dasar Hukum dalam Islam:

  • 📖 “Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6)
  • 🕌 Hadis: “Barang siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari & Muslim)
  • ⚖️ Qiyas: Seperti halnya dalam muamalah, perbedaan harus disikapi dengan lapang dada dan bukan dengan paksaan.

✅ Cara Menerapkannya: ✔️ Menghargai pendapat dan keyakinan orang lain tanpa kehilangan jati diri.✔️ Tidak mudah menghakimi perbedaan, tetapi memahami latar belakangnya.✔️ Berinteraksi dengan berbagai kalangan dengan sikap terbuka dan saling menghormati.

📌 Permasalahan Nyata & Solusi: Maraknya ujaran kebencian di media sosial membuat perpecahan semakin besar. Warga NU harus aktif menyebarkan narasi positif dan memberikan edukasi tentang pentingnya toleransi.

Selengkapnya Tasawuh – Toleransi dan Menghargai Perbedaan.

🟡 Tawazun: Menjaga Keseimbangan

Dalam setiap aspek kehidupan, keseimbangan adalah kunci. NU menanamkan prinsip Tawazun (keseimbangan) antara dunia dan akhirat, tradisi dan modernitas, serta hak individu dan kepentingan sosial.

🔹 Dasar Hukum dalam Islam:

  • 📖 “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia…” (QS. Al-Qashash: 77)
  • 🕌 Hadis: “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu, matamu memiliki hak atasmu, dan istrimu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari)
  • ⚖️ Ijma’: Para ulama menyepakati bahwa keseimbangan antara dunia dan akhirat merupakan prinsip dasar Islam.

✅ Cara Menerapkannya: ✔️ Tidak menolak modernitas, tetapi tetap berpegang pada nilai agama.✔️ Menyeimbangkan antara ibadah dan tanggung jawab sosial.✔️ Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

📌 Permasalahan Nyata & Solusi: Banyak orang terlalu sibuk mencari nafkah hingga melupakan kewajiban agama. Solusinya adalah menerapkan pola hidup seimbang dengan menetapkan waktu khusus untuk ibadah, keluarga, dan kegiatan sosial.

🔴 Amar Ma’ruf Nahi Munkar: Mengajak Kebaikan, Mencegah Kemungkaran

NU percaya bahwa dakwah dan ajakan kebaikan harus dilakukan dengan hikmah, keteladanan, dan kasih sayang. Menyebarkan kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah keburukan (nahi munkar) harus dilakukan dengan pendekatan santun, bukan paksaan.

🔹 Dasar Hukum dalam Islam:📖 “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)🕌 Hadis: “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (tindakan), jika tidak mampu, maka dengan lisannya (nasihat), jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)⚖️ Qiyas: Seperti dalam sistem hukum, pencegahan kejahatan lebih utama daripada penindakan setelah terjadi.

✅ Cara Menerapkannya:✔️ Menyampaikan nasihat dengan cara yang lembut dan penuh hikmah.✔️ Menjadi contoh nyata dalam berperilaku, bukan hanya berbicara.✔️ Menggunakan metode persuasif, bukan konfrontatif.

📌 Permasalahan Nyata & Solusi:Kemaksiatan dan kejahatan semakin marak di berbagai lingkungan. Warga NU harus aktif dalam memberikan bimbingan keagamaan, mendukung program sosial, serta terlibat dalam kegiatan yang membangun moral masyarakat.

✨ Penutup

Empat sikap kemasyarakatan NU – Tawassuth & I’tidal, Tasamuh, Tawazun, dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar – adalah pilar utama dalam menjaga harmoni sosial. Jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih damai, toleran, dan berkeadaban.

💡 Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari:

  • Gunakan media sosial sebagai sarana menyebarkan pesan perdamaian, bukan provokasi.
  • Saling menghormati dalam perbedaan pendapat, baik dalam keluarga maupun masyarakat.
  • Berkontribusi dalam kegiatan sosial, seperti pengajian, bakti sosial, atau kerja sama antaragama.
  • Mari bersama-sama mengamalkan nilai-nilai ini agar Islam terus menjadi rahmatan lil alamin.

📢 Bagikan artikel ini! Mari sebarkan kebaikan agar semakin banyak orang memahami pentingnya sikap kemasyarakatan NU! 🚀

Leave a Reply