Strategi UMKM Menghadapi Tantangan Gelombang PHK di Indonesia

Cirebonrayajeh.com – Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terus melanda Indonesia dengan jumlah yang semakin meningkat. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) hingga Oktober 2024, sebanyak 59.796 pekerja telah terkena PHK, naik sekitar 25.000 pekerja hanya dalam tiga bulan terakhir. Lonjakan ini memberikan tantangan serius, terutama bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang sering menjadi tulang punggung ekonomi domestik.

Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak gelombang PHK terhadap ekonomi, peran BPJS Ketenagakerjaan, dan strategi yang bisa diadopsi UMKM untuk bertahan dan berkembang di tengah kondisi yang penuh tantangan ini.

PHK: Indikator Lemahnya Ekonomi Domestik

Menurut Oni Marbun, Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, meningkatnya jumlah PHK adalah cerminan lemahnya ekonomi domestik. Hingga September 2024, BPJS Ketenagakerjaan telah membayarkan manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) kepada lebih dari 40 ribu pekerja, dengan total klaim mencapai Rp 289,96 miliar—angka yang meningkat 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, klaim manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) juga terus berlangsung. BPJS Ketenagakerjaan mencatat pembayaran manfaat JHT sebesar Rp 35,6 triliun untuk lebih dari 2,3 juta pekerja, meskipun angka ini turun 15% dibandingkan tahun lalu. Menariknya, 29% dari klaim JHT berasal dari pekerja yang terkena PHK.

Dampak terhadap UMKM

Lonjakan PHK berdampak luas, termasuk pada ekosistem UMKM. Berkurangnya daya beli masyarakat akibat PHK dapat mengancam keberlangsungan UMKM, terutama yang bergantung pada pasar domestik. Selain itu, ketahanan dana BPJS Ketenagakerjaan yang tertekan oleh tingginya rasio klaim juga menjadi perhatian karena bisa memengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi secara keseluruhan.

Baca Juga  Kenaikan UMP 2025 Sebesar 6,5%: Harapan dan Tantangan bagi Pekerja serta Pelaku UMKM

Menurut Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar, kenaikan klaim JKP dan penurunan jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan dapat memengaruhi pendapatan iuran. Ia juga menyoroti pentingnya revisi kebijakan untuk memberikan insentif fiskal dan mendukung pertumbuhan industri nasional.

Strategi UMKM untuk Bertahan dan Berkembang

Dalam menghadapi tantangan ini, UMKM harus menjadi lebih adaptif dan inovatif. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Diversifikasi Produk dan Jasa

UMKM perlu melihat peluang pasar baru yang belum tergarap. Misalnya, jika sebelumnya fokus pada produk fisik, pertimbangkan layanan digital atau produk berbasis kebutuhan harian yang tetap diminati meski daya beli menurun.

2. Optimalkan Teknologi Digital

Manfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pemasaran. Kehadiran di media sosial, e-commerce, dan marketplace dapat membantu UMKM menjangkau lebih banyak pelanggan dengan biaya operasional yang lebih rendah.

3. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal

Berkolaborasi dengan pelaku UMKM lain atau komunitas lokal dapat membantu berbagi sumber daya, menekan biaya produksi, dan memperluas jaringan pasar.

4. Tingkatkan Efisiensi Operasional

Dengan menggunakan pendekatan lean management, UMKM dapat memotong biaya yang tidak perlu tanpa mengurangi kualitas produk atau layanan.

5. Manfaatkan Dukungan Pemerintah

Pantau program pemerintah atau insentif fiskal yang dirancang untuk mendukung UMKM di masa sulit. Misalnya, akses kepada pelatihan kerja atau dana stimulus yang dapat membantu usaha tetap berjalan.

Optimisme untuk Masa Depan

Meskipun gelombang PHK diprediksi akan terus berlanjut hingga 2025, optimisme harus tetap dijaga. BPJS Ketenagakerjaan telah menunjukkan komitmennya untuk mengelola klaim JKP dan JHT secara profesional dan hati-hati. Hal ini memberi harapan bahwa pekerja terdampak masih dapat mengakses manfaat yang mereka butuhkan.

Baca Juga  ConsenSys Ajukan Surat ke SEC: Soroti Kekhawatiran atas Perubahan Aturan DeFi

UMKM juga memiliki peluang besar untuk memainkan peran strategis dalam pemulihan ekonomi nasional. Dengan inovasi, kolaborasi, dan pemanfaatan teknologi, UMKM dapat bangkit lebih kuat di tengah tantangan.

Sebagaimana disampaikan oleh Timboel Siregar, pemerintah perlu segera merevisi kebijakan yang mendukung industri lokal untuk mengurangi ketergantungan pada barang impor. Langkah ini akan memberikan ruang bagi UMKM dan sektor industri nasional untuk tumbuh dan berkembang.

Cirebon Raya Jeh Team
Cirebon Raya Jeh adalah website yang hadir untuk mendukung dan mengembangkan potensi UMKM di Nusantara. Fokus utama kami adalah memberikan informasi yang relevan dan bermanfaat bagi pelaku usaha kecil dan menengah, dengan tujuan membantu mereka meraih kesuksesan dalam bisnis. Melalui berbagai konten yang inspiratif dan edukatif, Cirebon Raya Jeh berkomitmen untuk menjadi mitra strategis UMKM Indonesia.